Sabtu, 18 Maret 2017




KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) PKH
RAPUH DALAM SEGALA HAL
(sebuah opini)

Sejak digulirkan pada tahun 2013 silam, Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Nganjuk mampu membius ribuan orang termasuk perangkat desa di 245 Desa-Klurahan yang terdapat di 19 kecamatan, termasuk Ngronggot. PKH mampu membuat orang-orang menjadi kebingungan dan bersyukur menjadi satu, gebrakan yang luar biasa dan insya Allah tepat sasaran.
Desas-desus dan berbagai macam intrik hadir dalam penyambutan PKH pada tahun itu. Intimidasi dan permusuhan dari berbagai pihak, tamu silih berganti datang ke rumah pendamping, sampai perangkat yang menolak program ini hadir di wilayahnya sudah seperti sarapan setiap hari. Di sisi lain banyak sekali warga desa yang dalam keadaan susah maupun berkecukupan ingin menjadi peserta PKH.
Namun ada satu hal yang mereka lupakan, bahwa kehidupan sebagai KPM sangat tidakLAH menyenangkan, KPM banyak yang hidup serba kekurangan. Kurang dalam segala hal, pendidikan, gizi, kesehatan, dan bahkan kebahagiaan. Orang lain hanya melihat dari sisi luarnya saja, tapi untuk masuk dan memahamai kehidupan pribadi mereka, hanya Pendamping PKH yang bisa.
Berikut beberapa penampilan rumah KPM yang kami kumpulkan :

 







 










Berita miring tentang kesalahan pendataan pada tahun 2011, sangat tidak relevan bila kita melihat kondisi dan lingkungan tempat mereka tinggal. Sangatlah tidak masuk akal saat seseorang mempunyai uang lebih namun betah tinggal dalam lingkungan yang serba kekurangan. Kesalahan pendataan mungkin hanya sekitar 10% dari 1500 orang atau sekitar 150 orang peserta PKH pada tahun itu yang hidup dalam lingkungan yang layak.
Program Keluarga Harapan (PKH) hadir bagai oase di tengah gurun pasir, yang mampu melepas dahaga finansial dalam kehidupan KPM walau dalam durasi yang sangat singkat. Pemerintah seperti matahari yang tak henti-hentinya melepas cahaya bantuan dari berbagai sisi kehidupan, sekolah melalui BSM (PIP) dan KIP, Kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS, Jamkesmas, Jamkesda. Beras melalui Beras Sejahtera (Rastra), dan berbagai macam bantuan lainnya, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Karena kemiskinan bukanlah hama yang bisa dibasmi, kemiskinan bukan pula bencana alam yang bisa ditanggulangi, kemiskinan hanya bisa diminimalisir sehingga kesenjangan social tidak terlalu besar.
Bantuan yang luar biasa besar ternyata tidak disadari oleh KPM yang terus menerus mengatakan selalu menderita dan kurang diperhatikan pemerintah. Hal ini sangat tidak mengherankan karena pemberian bantuan secara fisik dan nominal rupiah tidak akan mampu merubah kehidupan pribadi KPM, apabila tingkat religiusitas KPM yang sangat rendah. Dari hasil penelitian banyak dari KPM yang tidak bisa berwudlu, apalagi sholat dan mandi besar. Lebih dari 70% KPM tidak memiliki tempat yang layak untuk melaksanakan sholat, dan hampir dipastikan kehidupan mereka jauh dari kebersihan. Persoalan ini menurut kami merupakan persoalan yang sangat mendasar. Karena apa yang telihat banyak ternyata tidak memberikan efek apa-apa menurut pendapat KPM. Kedepannya selain membantu dari segi finansial, pendamping PKH dituntut pula untuk mengarahkan KPM agar lebih sadar dan kembali aktif dalam beribadah. Diyakini atau tidak, jauh dari Allah ternyata membuat kehidupan KPM selalu dilanda kekurangan karena rizqi yang mereka peroleh tidak mendatangkan barokah, walau banyak tapi kenyataannya rapuh di dalam. Walau banyak namun tetaplah kurang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. (maswill)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar